OLEH :
ARZIQI MAHLIL
MUNZIR
CUT
SILVIA RAHMITA
NASRUDDIN
ROSI
RAMADANI
A. PENGERTIAN CITRA
Image atau Citra didefinisikan
sebagai a picture of mind, yaitu suatu gambaran yang ada di dalam benak
seseorang. Citra dapat berubah menjadi buruk atau negatif, apabila kemudian
ternyata tidak didukung oleh kemampuan atau keadaan yang sebenarnya. Bill
Canton mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik
terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek,
orang atau organisasi.
Menurut Philip Henslowe, citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi). Kemudian Rhenald Kasali juga mendefinisikan citra sebagai kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi.
Menurut Philip Henslowe, citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi). Kemudian Rhenald Kasali juga mendefinisikan citra sebagai kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi.
Sedangkan Frank Jefkins
mengartikan citra sebagai kesan, gambaran atau impresi yang tepat (sesuai
dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan, personel,
produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan. Citra adalah
seperangkat ide dan kesan seseorang terhadap suatu obyek tertentu. Sikap dan
tindakan seseorang terhadap suatu obyek akan ditentukan oleh citra obyek
tersebut yang menampilkan kondisi terbaiknya (Ruslan). Suatu perusahaan harus
melakukan analisis citra (image analysis) dalam mengetahui sejauhmana peranan
PR dalam perusahaan tersebut. Analisis citra tersebut terdiri dari analisis
terhadap khalayak sasaran yang memerlukan penilaian (tanggapan), peserta/publik
tentang citra perusahaan, citra program, pelayanan jasa, penampilan pemberian
pelayanan, dan para pesaingnya. Power menyebutkan citra perusahaan adalah citra
keseluruhan dari kesatuan dari citra merek produk (product brand image), citra
merek perusahaan (corporate brand image) dan citra pemimpin perusahaan. Citra
dapat berbentuk positif dan negatif. Citra positif dapat terbentuk apabila
publik mendapatkan informasi yang baik mengenai suatu perusahaan dan begitu sebaliknya
untuk citra negatif.
B. JENIS-JENIS CITRA
Lima jenis citra (image) yang
dikemukakan oleh Frank Jefkins dalam buku Public Relations, yakni:
1. Citra
bayangan (mirror image). Citra ini melekat pada orang dalam atau
anggota-anggota organisasi––biasanya adalah pemimpinnya––mengenai anggapan
pihak luar tentang organisasinya. Citra yang dianut oleh orang dalam mengenai
luar(eksternal) terhadap organisasinya. Hanya merupakan pandangan atau
pengalaman seseorang terhadap organisasi atau perusahaan, citra ini timbul
karena kurangnya informasi, pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki oleh
kalangan dalam organisasi mengenai pendapat pihak luar, jadi hanya berupa
ilusi. Jadi citra bayangan cenderungan pada persepsi positif.
Contoh :
PT. Pertamina telah banyak dikenal
publik sebagai perusahaan minyak di Indonesia. Saat mengalami krisis tangki
minyak yang bocor. Untuk menanggapi krisis tersebut pemimpin Direktur PT.
Pertamina langsung bertemu dengan publik untuk memberikan konfirmasi terhadap krisis
yang dihadapi perusahaan ini.
2. Citra
yang berlaku (current image). Adalah suatu citra atau pandangan yang dianut
oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Image atau pandangan dari
eksternal perusahaan terhadap perusahaan, image yang terbentuk di public
eksternal ini ditentukan dari informasi yang mereka dapat mengenai perusahaan,
atau hanya sekedar ilusi. Image ini lebih cenderung pada image negative
perusahaan (informasi atau pengalaman terbatas).
Contoh:
Contoh dari citra yang berlaku
adalah kepolisisan di Indonesia, citra kepolisian di Indonesia sudah cenderung
pada negative. Ditambah lagi kasus polri dan KPK yang membuat citra kepolisisan
ini memburuk. Memburuknya citra kepolisisan di mata public ini karena kurangnya
informasi masyarakat terhadap masalah yang dihadapi, ditambah lagi pengalaman
masyarakat dengan kepolisian selalu buruk, misalnya terkena denda tilang
3. Citra
yang diharapkan (wish image). Adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak
manajemen. Suatu citra yang dibentuk sesuai dengan keingininan perusahaan atau
organisasi. Citra yang diharapkan cenderung pada hal yang baik atau kesesuaian
denga publiknya. Sehingga dapat menarik respon masyarakat yang lebih luas.
Citra harapan ini adalah citra yang selalu diingikan setiap perusahaan.
Walaupun untuk pencapaiannya sangat sulit. Perusahaan juga harus mengetahui
bagaimana proses public mendapatkan informasi kenyataan tentang perusahaan
sehingga tidak terjadi miskomunikasi.
Contoh:
PT Djarum adalah salah satu
produsen rokok terbesar di Indonesia. Rokok saat ini masih banyak mengalami
pertentangan karena ada anggapan bahwa rokok itu haram untuk dikonsumsi oleh
masyarakat muslim. Ini merupakan salah satu isu yang mengancam perusahaan PT
Djarum. walaupun isu yang kontra terhadap PT Djarum ini banyak namun tidak
menghalangi perusahaan ini tetap berjalan, salah satu cara untuk membangun
citra harapan adalah dengan mengadakan program CSR (Corporate Social
Responsibility/ Tanggung Jawab Sosial Perusahaan). Dengan berbagai program CSR
yang diadakan perusahaan ini masyarakat akan melihat PT. Djarum sebagai
perusahaan yang turut membangun negeri seperti teks linenya, jadi masyarakat
lebih memandang PT Djarum dari sisi positif dengan berbagai program CSR yang
dijalankan, dibanding sisi negatifnya.
4. Citra
perusahaan (corporate image). Adalah citra dari suatu organisasi secara
keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya.Citra
perusahaan merupakan citra secara keseluruhan yang dipandang dari kinerja
internal perusahaan yang meliputi sejarah, visi& misi perusahaan, kualitas
pelayanan, keberhasilan, hingga tanggung jawab sosial yang dijalankan
perusahaan. Melalui hal tersebut public akan mengetahui gambaran pesan yang
akan disampaikan dari perusahaan tersebut.
Contoh:
Perusahaan maskapai penerbangan
Air Asia, sebagai maskapai baru pasti membutuhkan image yang baik sehingga
dapat menarik konsumen atau penumpang agar mau menggunakan jasa penerbangan Air
Asia. Citra Air asia sekarang ini yang diusung adalah armadanya yang selalu baru
dengan pilot yang sudah mempunyai jam terbang panjang. Dengan teks line ini
maka dapat menarik konsumen dari kalangan yang berpengalaman atau menengah
keatas, walaupun sebelumnya Air Asia selalu mengusung promo untuk menarik
penumpang menengah kebawah.
5. Citra
majemuk (multiple image). Banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang, atau
perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra
yang belum tentu sama dengan organisasi. Image yang bermacam-macam dari public
terhadap perusahaan akibat penyampaian, sikap, maupun tingkah laku yang berbeda
dari setiap individu (karyawan) yang mewakili perusahaan tersebut dengan tujuan
perusahaan. Image ini dapat dibentuk dengan melalui pakaian seragam, warna
mobil, simbol, pelatihan staf, bentuk bangunan, papan nama, dll.
Contoh:
Produk Yamaha, image dari
perusahaan adalah Yamaha semakin didepan. Namun citra yang dimiliki produk ini
cukup banyak, image ini timbul dari konsumen maupun karyawan. Bila dari
karyawan atau perusahaan di mata public produk Yamaha adalah sebagai produk
yang onderdilnya mudah didapat, bila dilihat dari konsumen yang kebanyakan anak
muda maka produk Yamaha dapat dikatakan sebagai Motor anak muda. Selain dua
image yang muncul di tengah masyarakat ada banyak image lainnya, seperti
sebagai motor injeksi pertama, sehingga image produk Yamaha menjadi citra
majemuk.
C. MANFAAT MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN (CORPORATE IMAGE)
Citra perusahaan dipandang sebagai salah satu faktor
penting yang dapat mempengaruhi efektivitas pemasaran. Oleh karena itu sangat
layak kalau citra dipandang sebagai salah satu aset terpenting yang dimiliki
oleh perusahaan atau organisasi.
Menurut Zinkhan ada beberapa alasan yang mendasari
pentingnya perusahaan membangun dan mengelola citra perusahaan yaitu :
Ø
dapat merangsang
penjualan
Ø
dapat membangun
nama baik perusahaan
Ø
membangun
identitas bagi karyawannya
Ø
mempengaruhi
investor dan lembaga-lembaga keuangan
Ø
memajukan
hubungan baik dengan suatu komunitas, dengan pemerintah, dengan tokoh
masyarakat dan dengan para opinion leaders
Ø
mendapatkan
posisi dalam persaingan.
D. MEMPERBAIKI DAN MEMPERTAHANKAN CITRA
Membangun citra perusahaan
membutuhkan proses yang panjang, karena citra merupakan semua persepsi yang
dibentuk oleh konsumen, dengan cara memproses informasi dari berbagai sumber
sepanjang waktu.
Seorang Humas harus memiliki sikap mental yang baik, luwes tetapi lugas,
jeli, suka belajar, mempunyai pergaulan yang baik dengan internal dan eksternal
perusahaan, serta notabene dekat dengan pimpinan.
Ketika membangun citra
perusahaan, perusahaan dapat membedakan dirinya dari perusahaan kompetitor
dengan reputasi yang baik. Relations atau PR mengacu pada sebuah konsep yaitu
proses komunikasi dua arah antara perusahaan dengan publiknya (internal maupun
eksternal). Rumanti mengungkapkan PR adalah untuk menumbuhkan dan
mengembangkan hubungan baik secara teratur antara organisasi dan publiknya. PR
membantu manajemen dalam penyampaian informasi dan tanggap terhadap opini
publik dan secara efektif memantau berbagai perubahan. Suhandang dalam Putri
menyebutkan bahwa titik berat kegiatan PR adalah kepentingan dan kepercayaan
publiknya. Effendy dalam Redjeki menyatakan bahwa PR memiliki tugas dan
tanggung dan tanggung jawab membina hubungan dengan publik-publiknya, meliputi
hubungan (dengan publik) internal (karyawan, pemegang saham dan pemasok) dan
hubungan (dengan publik) eksternal (konsumen, pelanggan, komunitas, instansi
pemerintah dan kalangan pers).
Apabila
citra telah rusak maka perlu dilakukan hal-hal berikut :
v Penelitian
(Research)
Meneliti apa penyebab dari rusaknya cita, sebesar apa
pengaruhnya di masyarakat, keterkaitan pihak dalam atau pihak luar, dll.
v Perencanaan
(Planning)
Setelah mendapatkan hasil laporan yang berupa data dan fakta
dari penelitian, PR kemudian menyusun rencana kerja. Dalam hal ini rencana
kerja disusun tidak berdasarkan pada keinginan yang dipaksakan dan irrasional.
Perencanaan yang baik bersifat rasional, flexible, dan berkelanjutan.
Ø Mengubah citra.
Ø Membentuk citra
baru.
Ø Memberitahukan
kegiatan penelitian.
Keberhasilan perencanaan tergantung pada keterampilan dan
efisiensi praktisi PR. Salah satu faktor yang bisa dijadikan tolak ukur
keberhasilan dari perncanaan tersebut adalah pembentukkan opini, sikap, dan
citra.
v Pelaksanaan
(Action)
:•
Publisitas, merupakan komunikasi kepada publik melalui media massa atau
langsung face to face, dan tidak memerlukan suatu bayaran, baik dari pihak
komunikator (PR) maupun dari pihak media massa yang bersangkutan.
• Periklanan
(Advertising), Iklan yang terus menerus yang ditayangkan dapat mempengaruhi
pola perilaku,pandangan, serta kepercayaan masyarakat.
•
Demonstrasi adalah sesuatu yang bisa mempercepat pengaruh terhadap khalayak sasaran
serta meningkatkan citra.
•
Propaganda, Propaganda merupakan kegiatan persuasif untuk mempengaruhi
seseorang, suatu kelompok, atau orang banyak dengan dasar-dasar psikologis agar
menerima suatu ide yang pada waktu tertetu belum tentu di terima.
• Pameran ,
salah satu cara yang menarik untuk menanamkan citra positif pada perusahaan
adalah dengan melakukan pameran. Tujuan utama dari pameran adalah mengundang
publik untuk mengenal, melihat, dan mengerti akan hal-hal mengenai perusahaan,
terutama sekali hasil dari produksinya
• Sales
Promotion. Di samping untuk meningkatkan citra perusahaan, promosi dilakukan
bertujuan untuk meningkatkan penjualan dengan memberikan rangsangan atau
bujukan yang membangkitkan pembelian barang dan jasa.
• House
Organ ( Penerbitan Majalah Perusahaan/lembaga ). Agar pencitraan yang sudah
dicapai tetap bertahan maka diberikanlah informasi kepada pihak khlayak atau
pihak eksternal melalui majalah khusus yang diterbitkan oleh perusahaan, dan
biasa disebut house organ.
• Open
House, memperkenalkan citra perusahaan dapat juga dilaksanakan dengan cara
mengundang dan menerima tamu untuk keperluan pencitraan tersebut. Tujuan
utamanya adalah agar dikenal dan populernya perusahaan dikalangan masyarakat.
v Penilaian
(Evaluation)
Penilaian
ini tahap dimana pemeriksaan terhadap program dan rencana yang dapat dilakukan.
Tahap ini berguna untuk mengetahui permasalahan yang harus diperhatikan lebih
lanjut.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment