Thursday, May 1, 2014

TEKNIK PENYIARAN RADIO

            Pengertian teknik dalam kamus besar bahasa Indonesia 1. 1 pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan dengan hasil industri (bangunan, mesin): sekolah --; ahli --; 2 cara (kepandaian dsb) membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni; 3 metode atau sistem mengerjakan sesuatu[1].
Penyiaran dan siaran lahir berkat perkembangan teknologi elektronik yang diaplikasikan ke dalam bentuk teknologi komunikasi dan informasi, serta dirancang khusus untuk keperluan proses komunikasi antar manusia, dengan cara pemancaran atau transmisi melalui gelombang elektronik.
Penyiaran merupakan proses kegiatan point to audience, yaitu proses pengiriman informasi atau isi pesan dari seseorang atau produser kepada khalayak melalui proses pemancaran gelombang elektromagnetik atau gelombang yang lebih tinggi, misalnya gelombang cahaya. Di sini, proses ini dapat berupa siaran radio ataupun siaran televisi. Penyiaran adalah semua kegiatan yang memungkinkan adanya siaran radio dan televisi yang meliputi segi ideal, perangkat keras dan lunak, yang menggunakan sarana pemancaran atau transmisi, baik di darat maupun di antariksa, dengan menggunakan gelombang elektromagnetik atau jenis gelombang yang lebih tinggi untuk dipancarluaskan dan dapat diterima oleh khalayak melalui pesawat penerima radio dan televisi, dengan atau tanpa alat bantu[2].
Kata ‘siaran’ merupakan padanan dari kata broadcast dalam bahasa Inggris. Undang-undang Penyiaran memberikan pengertian siaran sebagai pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran.
Sementara penyiaran yang merupakan padanan kata broadcasting memiliki pengertian sebagai: kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara, kabel, dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran[3].
Dari pemaparan diatas maka dapat kita ambil pengertian dari teknik penyiaran adalah pembahasan yang mencakup spektrum frekuensi radio, jenis gelombang radio seperti FM, AM, dan SW serta sarana pemancarnya. Dan juga membahas mengenai aspek penerimaan siaran, interferensi siaran, standar siaran.
Dalam produksi siaran radio terdapat proses pemancaran sinyal frekuensi audio dengan menggunakan gelombang radio. Gelombang dengan frekuensi radio ini, disebut gelombang pembawa (carrier wave). Amplitudo dan frekuensi gelombang dapat berubah-ubah menurut irama sinyal yang hendak disiarkan. Perubahan amplitudo ini disebut dengan modulasi.
Tiga komponen utama dalam pemancar radio :
1.         Mikropon
2.         Rangkaian pemancar
3.         Antena
Proses kerja rangkaian pemancar disebut sebagai modulasi (perpaduan gelombang radio dan gelombang audio). Penggabungan frekuensi radio (RF) dengan frekuensi audio (AF) dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sistem AM (amplitudo modulation) dan sistem FM (frequency modulation). Sistem AM menghasilkan sinyal RF yang amplitudo-nya selalu berubah-ubah namun frekuensinya tetap. Sistem FM menghasilkan sinyal RF yang frekuensi berubah-ubah namun amplitudo-nya tetap.

B. SPEKTRUM FREKUENSI RADIO

Spektrum frekuensi dapat diasumsikan sebagai suatu jalur atau jalan tempat merambatnya sinyal yang membawa suara, gambar dan sebagainya, jalur ini tersebar di udara yang tidak terlihat atau dirasakan oleh indra manusia. Menurut Undang-undang Penyiaran, ”spektrum frekuensi radio adalah kumpulan pita frekuensi radio yang berbentuk gelombang elektromagnetik serta memiliki lebar tertentu. Spektrum frekuensi radio terdiri atas kanal frekuensi radio yang merupakan satuan terkecil dari spektrum frekuensi radio yang ditetapkan untuk suatu stasiun radio[4].
Gelombang elektromagnetik merupakan yang dapat membawa pesan berupa sinyal gambar dan suara yang memiliki sifat, dapat mengarungi udara dengan kecepatan yang sangat tinggisehingga gelombang elektromagnetik ini pada dasarnya dapat dipancarkan atau dikirim kemana saja, dan pada saat yang sama dapat diterima di mana saja.
James clerk maxwell menemukan, cepat rambat gelombang elektromagnetik di dalam ruang hampa adalah 300.000 km/detik yang berarti sama dengan cepat rambat cahaya. Gelombang radio juga merupakan salah satu bentuk gelombang elektromagnetik. Hanya saja frekuensi gelombang radio lebih kecil dari pada gelombang cahaya.
Secara umum frekuensi dapat didefinisikan sebagai jumlah pengulangan getaran dalam satu detik yang dihitung dalam satuan Cycle atau Hertz.
Perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat telah menghasilkan berbagai macam peralatan komunikasi yang sangat membutuhkan frekuensi agar dapat digunakan untuk melakukan komunikasi. Untuk itulah frekuensi harus dibagi-bagi atau dikelompokkan berdasarkan tipe atau jenis dan kebutuhan peralatan itu. Pembagian frekuensi ditetapkan oleh sebuah badan internasional agar berlaku secara global-universal dan berlaku di seluruh dunia.

10 – 30 KHz   : very low frequency (VLF)
30 – 300 KHz : low frequency (LF)
300 – 3000 KHz         : high frequency (HF)
3000 – 30.000 KHz    : very high frequency (VHF)
30 – 300 MHz : ultra high frequency (UHF)
300 – 3000 MHz         : super high frequency (SHF)
3000 – 30.000 MHz    : extremely high frequency (EHF)

Blok frekuensi itu kemudian dibagi lagi menjadi bagian-bagian frekuensi yang lebih kecil yang dinamakan saluran atau kanal frekuensi (channel) yang digunakan suatu stasiun untuk melakukan penyiaran. Kanal frekuensi merupakan satuan terkecil dari spektrum frekuensi yang ditetapkan untuk suatu stasiun penyiaran. Kekuatan dan daya jangkau stasiun penyiaran ini sangat ditentukan oleh ukuran saluran frekuensinya dan posisi saluran tersebut pada spektrum frekuensi. Sebagai gambaran kapasitas saluran frekuensi untuk kebutuhan komunikasi melalui telepon sudah cukup baik dengan menggunakan frekuensi 300 – 2700 Hz. Dengan kapasitas frekuensi sebesar ini, suara lawan bicara melalui telepon sudah jelas terdengar. Kebutuhan frekuensi untuk penyiaran radio lebih tinggi lagi. Suara yang dikeluarkan radio tidak cukup untuk hanya sekedar bisa didengar tetapi memerlukan juga aspek keindahan suara[5].
Pengelola komunikasi suatu Negara harus membuat perencanaan frekuensi siaran dengan memperhitungkan seberapa besar kapasitas kanal yang dibutuhkan untuk memenuhi kegiatan penyiaran tertentu karena kanal frekuensi berbeda-beda menurut jenis siarannya, apakah radio, televise dan lain-lain. Aturan dan ketentuan yang dipakai dalam perencanaan frekuensi harus telah mempertimbangkan berbagai aspek teknis yang berpengaruh pada penerimaan siaran televisi.

            Dalam mempersiapkan suatu siaran radio salah satu hal terpenting lainnya adalah mempersiapkan sarana pemancar, yang pembahasannya adalah sebagai berikut :
Untuk memancarkan sinyal frekuensi audio (seperti music dan suara manusia) dengan menggunakan gelombang radio, maka sinyal frekuensi audio harus ditumpangkan pada gelombang berfrekuensi radio. Gelombang dengan frekuensi radio ini, disebut gelombang pembawa (carrier wave). Amplutudo dan frekuensi gelombang dapat berubah-ubah menurut irama sinyal yang hendak disiarkan. Perubahan amplitude dan frekuensi ini disebut modulasi.
Pemancar radio terdiri dari tiga komponen utama yaitu mikropon (mic), rangkaian pemancar dan antenna pemancar. Secara ringkas cara kerja pemancar radio adalah sebagai berikut;
1.       Mikropon mengubah bunyi menjadi sinyal listrik.
2.       Rangkaian pemancar mengubah sinyal listrik menjadi gelombang elektromagnetik.
3.    Antenna memancarkan gelombang elektromagnetik sehingga dapat merambat ke tempat yang jauh.
Rangkaian pemancar terdiri dari osilator, penguat frekuensi radio, penguat frekuensi audio, dan modulator. Penguat frekuensi berguna untuk memperkuat sinyal-sinyal yang datang dari mikropon. Selain itu, terdapat osilator frekuensi tinggi yang menyebabkan arus elektron bergetar bolak-balik sampai beberapa megahertz. Gelombang radio frekuensi tinggi ini, bekerja sebagai gelombang pembawa untuk membawa sinyal frekuensi audio yang berasal dari suara penyiar atau musik yang disiarkan. Perpaduan gelombang radio dengan gelombang audio dinamakan modulasi audio. Gelombang yang telah dimodulasikan ini nantinya akan dipancarkan oleh antena pemancar.
Pemancar radio memancarkan gabungan sinyal listrik frekuensi radio (RF) dan sinyal listrik frekuensi audio (AF). Sinyal frekuensi radio (FR) yang dibangkitkan osilator diperkuat oleh penguat RF, sedangkan sinyal frekuensi radio (AF) yang di bangkitkan mikrofon diperkuat oleh penguat AF. Penggabungan (modulasi) kedua jenis frekuensi tersebut terjadi dalam modulator. Modulator menghasilkan gelombang radio termodulasi yang merupakan gabungan dari sinyal RF (gelombang pembawa) dan sinyal AF (gelombang informasi). Gelombang radio termodulasi ini, kemudian diumpankan ke antena untuk dipancarkan ke seluruh penjuru dalam bentuk gelombang elektromagnetik dengan frekuensi tertentu.
Penggabungan frekuensi radio (RF) dengan frekuensi audio (AF) dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sistem AM (amplitudo modulation) dan sistem FM (frequency modulation). Sistem AM menghasilkan sinyal (RF) yang amplitudonya selalu berubah-ubah, namun frekuensinya tetap. Sistem FM menghasilkan sinyal RF yang frekuensinya berubah-ubah namun amplitudonya tetap.
Saluran AM adalah saluran yang pertama kali digunakan dalam teknologi penyiaran. Menurut ketentuan internasional, saluran AM berada pada blok frekuensi 300-3000 KHz[6]. Dalam memancarkan sinyal, saluran AM memanfaatkan gelombang elektromagnetik bumi atau yang disebut dengan ground waves dan juga gelombang udara atau sky waves. Kedua jenis gelombang dapat membawa sinyal ke wilayah yang sangat jauh. Cakupan sinyal AM tergantung beberapa hal, seperti kekuatan pemancar, frekwensi yang tersedia, daya konduksi tanah, jumlah interferensi yang muncul.
Saluran FM ditetapkan secara internasional berada pada blok frekuensi VHF yaitu 30-300 MHz. *Stasiun TV di Indonesia menggunakan frekuensi dalam rentang 470 – 890 MHz / UHF. Di Indonesia rentang pita frekuensi radio yang digunakan untuk siaran radio FM berada pada rentang pita frekuensi 87,5 MHz - 108 MHz sedangkan pengkanalan frekuensi yang digunakan adalah kelipatan 100 KHz. Berdasarkan ketentuan ini, maka rentang pita frekuensi (bandwidth) yang diperoleh adalah sebesar 20.5 MHz (108 MHz dikurangi 87.5 MHz).
Propagansi atau arah penyebaran sinyal FM bersifat langsung (direct) menuju ke receiver. Transmisi siaran FM memiliki pola cakupan siaran yang stabil dengan bentuk dan tingkat atau ukuran frekuensi tergantung pada : daya watt listrik, ketinggian tiang transmisi, bentuk permukaan daratan.
Kekurangan stasiun FM dibandingkan MW atau SW adalah daya jangkau siarannya yang lebih terbatas. Karena penyebarannya sinyal FM bersifat lurus dan langsung, maka daya jangkau FM sebatas horizon yaitu permukaan bumi datar. Dengan demikian siaran FM dapat terganggu jika terdapat penghalang terhadap jalannya sinyal seperti bukit atau gedung tinggi.
Beberapa faktor yang menyebabkan kualitas suara FM sangat bagus yaitu:
1.         Pita frekuensi VHF yang digunakan stasiun FM memiliki sifat yang tidak mudah terpengaruh oleh gangguan atmosfir.
2.         Lebar pita frekuensi saluran FM 20 kali lebih lebar dibandingkan FM yang memungkinkan untuk menghasilkan suara yang mencapai 15.000 cycle per detik sehingga mampu menghasilkan suara dengan tingkat kejernihan suara yang lebih tinggi. Selain itu, saluran frekuensi yang lebar ini memungkinkan stasiun pemancar mengirimkan suara stereo.
Saluran short wave atau gelombang pendek biasanya digunakan stasiun penyiaran untuk mencapai jarak yang sangat jauh. Saluran ini dapat digunakan untuk mengirim sinyal dari pemancar yang berasal dari salah satu belahan bumi ke penerimanya yang berada di belahan bumi lainnya. Saluran SW berada pada blok frekuensi 3 – 25 MHz yang terletak antara posisi frekuensi AM dan FM. Saluran ini banyak dipakai oleh stasiun radio internasional.
Sinyal pada saluran SW dikirimkan menempuh jarak yang sangat jauh dengan menggunakan gelombang udara (skywaves) yang berada pada lapisan ionosphere.


            Pembahasan selanjutnya adalah alat penerima siaran radio atau perangkat radio penerima yang sama-sama sudah kita ketahui, menurut sebuah kajian hampir 98% di setiap rumah-rumah paling tidak memiliki satu set radio penerima. Apabila kita teliti lagi pada masa sekarang, setiap rumah bisa memiliki dua atau bahkan lebih radio penerima[7].
            Sistem kerja dari pesawat penerima radio mengubah gelombang elektromagnetik yang dipancarkan antena pemancar menjadi gelombang bunyi. Pesawat penerima radio, terdiri dari tiga komponen utama yakni antena penerima, rangkaian penerima dan loudspeaker.

            Ada juga teknik siaran radio yang pada hakikatnya adalah “seni berbicara” (art of talking) di depan mikrofon ruang siaran radio. Disebut juga ”Teknik DJ” (DJ’s technique) ketika penyiar harus memadukan pemutaran lagu dan pembicaraan dalam sebuah program musik. Dalam program musik, tugas penyiar adalah mengisi link antarlagu yang diputar, misalnya dengan obrolan, membacakan SMS, menerima telepon (ngobrol dengan pendengar), memutarkan iklan, menyampaikan informasi, dan sebagainya. Dalam program demikian, penyiar biasanya menggunakan teknik siaran berupa ”posting your vocal”, yakni seni berbicara (the art of talking) saat lagu sudah diputar, selama intro lagu, hingga vokal penyanyi terdengar –mulai bernyanyi.
Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan oleh seorang penyiar adalah :
Dalam seni berbicara juga terdapat teknik fokal diantaranya :
1. Diafragma – Gunakan suara perut agar kualitas suara lebih bagus dan mencegah nafas yang terengah-engah ketika siaran.
2. Intonasi – Atur irama suara sesuai dengan pelafalan katanya. Hal ini agar siaran kita lebih ekspresif dan tidak monoton.
3. Speed Of Speak – Kecepatan dan kelambatan berbicara harus diperhatikan pula.
4. Artikulasi – Mulai berbicara dengan kejelasan atau artikulasi yang tepat. Hal ini akan berpengaruh pada clarity (kejelasan pengucapan kata-kata).
5. Power dan Ceria – Tanpa ada keduanya, siaran Anda akan terasa hambar. Sehingga usahakan setiap anda bicara keluarkan power Anda dan berusahalah untuk “smiling voice“, dengan begitu pendengar akan kita terbuai emosi positif Anda pula.
            Ada dua kaidah atau prinsip dasar (basic prinsiple) teknik siaran radio, yakni :
1. Talk to One Person. Berbicara kepada seorang pendengar. Kaidah ini berbunyi: “Bayangkan Anda sedang berbicara pada ’seorang pendengar’ yang sekarang sedang duduk di hadapan Anda!”
2. Smile! Senyum. Kaidah ini berbunyi: “Senyumlah! Meskipun Anda tidak bisa melihat orangnya, akan tetapi dari suaranya Anda akan bisa menduga apakah ia sedang tersenyum atau tidak. Cobalah membuktikannya dengan teman!”

            Ada dua teknik siaran radio dan dengan teknik inilah umumnya seorang penyiar bekerja atau melaksanakan tugasnya, yakni:
•           teknik Ad Libitum (tanpa naskah). Teknik siaran radio dengan cara berbicara santai, enjoy, tanpa beban atau tanpa tekanan, sesuai dengan seleranya (ad libitum means to speak at pleasure, as one wishes, as one desires) dan tanpa naskah.
•           Script Reading (menggunakan naskah). Teknik siaran radio dengan mengunakan atau membaca naskah siaran (script) yang sudah disusunnya sendiri atau dengan bantuan penulis naskah siaran (script writer)[8].
Seorang penyiar harus mempunyai wawasan yang cukup luas dalam segala hal. Dan harus melek dengan informasi terbaru di sekitar yang bisa Anda serap dan dijadikan bahan untuk siaran.
Yang satu ini wajib dipunyai juga. Kepercayaan diri saat menyampaikan informasi dan menghibur pendengar menjadi faktor besar untuk mempengaruhi emosi pendengar.



[1] http://kbbi.web.id/teknik
[2] http://pelangiblossoms.blogspot.com/2010/11/pengertian-penyiaran.html
[3] Morissan, manajemen media penyiaran: strategi mengelola radio & televisi, (Jakarta, kencana prenada media group,2009)hal.32
[4] Morissan, manajemen media penyiaran: strategi mengelola radio & televisi, (Jakarta, kencana prenada media group,2009)hal.33
[5] http://belajarsamapakrocky.files.wordpress.com/2009/08/modul-dasar-dasar-produksi-acara-radio-tv-pertemuan-1-7.doc
[6] Krauss, Herbert L, Teknik Radio Benda Padat (Jakarta, Universitas Indonesia, 1990)hal.5
[7] Harley Prayudha, RADIO Suatu Pengantar Untuk Wawancara, Dan Praktik Penyiaran (Malang, Bayumedia Publishing, 2005)hal.7
[8] (www.romeltea.com. Sumber: Dasar-Dasar Siaran Radio: Basic Announcing, karya Asep Syamsul M. Romli. Penerbit: Nuansa Bandung, 2009).

No comments:

Post a Comment